A. Pengertian Belajar
Istilah
belajar sebenarnya telah lama dan banyak dikenal. Bahkan pada era sekarang ini,
hampir semua orang mengenal istilah belajar. Lebih–lebih setelah dicanangkannya
wajib belajar. Namun, apa sebenarnya belajar itu? Rasanya masing–masing orang mempunyai pendapat yang
tidak sama. Sejak manusia ada, sebenarnya ia telah melaksanakan aktivitas
belajar. Oleh karena itu, kiranya tidak berlebihan jika dikatakan bahwa
akitivitas belajar itu telah ada sejak adanya manusia. belajar itu salah satu
kebutuhan manusia. Bahkan ada ahli yang menyatakan bahwa manusia adalah makhluk
belajar. Oleh karena manusia adalah makhluk belajar, maka sebenarnya di dalam
dirinya terdapat potensi untuk diajar. Pada masa sekarang ini, belajar menjadi
sesuatu yang tak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia.
Para penulis buku psikologi belajar, umumnya mendefinisikan belajar
sebagai suatu perubahan tingkah laku dalam diri seseorang yang relatif menetap
sebagai hasil dari sebuah pengalaman. Selain itu, ahli–ahli psikologi
mempunyai pandangan yang berbeda mengenai apa belajar itu. Dalam pandangan
psikologis, menurut Ali Imron (1996:2 – 14), ada 4 pandangan mengenai belajar,
yaitu :
1. Pandangan Psikologi Behavioristik.
Menurut psikologi behavioristik, belajar adalah
suatu kontrol instrumental yang berasal dari lingkungan. Tokoh–tokoh psikologi
behavioristik mengenai belajar ini antara lain : Pavlov, Watson, Gutrie dan
Skinner.
Teori kondisioning ini lebih
lanjut dikembangkan oleh Watson. Setelah mengadakan eksperimentasi, Watson
menyimpulkan bahwa pengubahan tingkah laku dan atau diri sendiri seseorang
dapat dilakukan melalui latihan/membiasakan mereaksi atas stimulus – stimulus
yang dialami.
Menurut Thorndike, belajar dapat dilakukan dengan
mencoba– coba (trial and error). Mencoba – coba ini dilakukan, manakala
seseorang tidak tahu bagaimana harus memberikan respon atas sesuatu. Dalam
mencoba – coba ini seseorang mungkin akan menemukan respons yang tepat berkaitan
dengan persoalan yang dihadapinya.
2. Pandangan
Psikologi Kognitif
Menurut psikologi kognitif, belajar adalah suatu
usaha untuk mengerti tentang sesuatu. Usaha untuk mengerti tentang sesuatu
tersebut, dilakukan secara aktif oleh pembelajar. Keaktifan tersebut dapat
berupa mencari pengalaman, mencari informasi, memecahkan masalah, mencermati
lingkungan, mempraktekkan, mengabaikan dan respon – respon lainnya guna
mencapai tujuan.
3. Pandangan
Psikologi Humanistik
Pandangan psikologi humanistik merupakan antitesis dari pandangan psikologi behavioristik. Menurut
pandangan psikologi humanistik, belajar dilakukan dengan cara memberikan
kebebasan yang sebesar – besarnya kepada individu. Salah seorang tokoh
psikologi humanistic Carl Rogers, yang juga seorang
ahli psikoterapi. Ia mempunyai pandangan bahwa siswa yang belajar hendaknya
tidak dipaksa, melainkan dibiarkan belajar bebas. Siswa juga diharapkan dapat
membebaskan dirinya hingga ia dapat mengambil keputusan sendiri dan berani
bertanggung jawab atas keputusan – keputusan yang ia ambil atau pilih.
4. Pandangan
Psikologi Gestalt
Tokoh psikologi Gestalt adalah Kohler, Koffkar dan
Wertheimer. Menurut pandangan psikologi Gestalt, belajar terdiri atas hubungan
stimulus respon yang sederhana tanpa adanya pengulangan ide atau proses
berpikir. Dalam belajar ditanamkan pengertian siswa mengenai sesuatu yang harus
dipelajari.
Adapula beberapa pengertian
belajar menurut para ahli yang tidak tergolongkan dalam psikologi di atas,
diantaranya:
·
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003 : 729) menyebutkan ”belajar
adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu tertentu dengan tergantung pada
kekuatan harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti oleh suatu hasil tertentu
dan pada daya tarik hasil itu bagi orang bersangkutan”.
·
Howard L Kingsly yang dikutip oleh Wasty Sumanto (1998:104) menyatakan
bahwa belajar adalah proses dimana tingkah laku dalam arti luas ditumbuhkan
atau diubah melalui praktek atau latihan-latihan. Dengan demikian belajar
memang erat hubungannya dengan perubahan tingkah laku seseorang, karena adanya
perubahan dalam tingkah laku seseorang, karena adanya perubahan dalam tingkah
laku seseorang menandakan telah terjadi belajar dalam diri orang tersebut.
·
Slamento (2003:2) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksinya dengan lingkungan.
·
Lisnawaty Simanjuntak (1998: 38) juga memiliki pendapat bahwa belajar
adalah perubahan yang relatif menetap dalam potensi tigkah laku yang terjadi
sebagai akibat dari latihan dengan penguatan yang tidak termasuk
perubahan-perubahan karena kematangan, kelelahan, dan kerasukan pada susunan
syaraf atau dengan kata lain mengetahui dan memahami sesuatu sehingga terjadi
perubahan dalam diri seseorang yang belajar. Dalam
proses belajar mengajar perlu diperhatikan faktor-faktor seperti kemauan dan
minat siswa turut menentukan keberhasilan belajarnya. Perbedaan kemampuan siswa
mengakibatkan perbedaan waktu untuk menguasai materi pembelajaran.
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Sejak awal dikembangkannya ilmu
pengetahuan tentang perilaku manusia, banyak dibahas mengenai bagaimana
mencapai hasil belajar yang efektif. Para pakar dibidang pendidikan dan
psikologi mencoba mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar. Dengan diketahuinya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil
belajar, para pelaksana maupun pelaku kegiatan belajar dapat memberi intervensi
positif untuk meningkatkan hasil belajar yang akan diperoleh.
Secara implisit, ada dua faktor
yang mempengaruhi hasil belajar anak, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal.
a.
Faktor Internal
Faktor internal meliputi faktor fisiologis, yaitu
kondisi jasmani dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis.
1) Faktor fisiologis sangat menunjang atau
melatarbelakangi aktivitas belajar. Keadaan jasmani yang sehat akan berpengaruh lain
dibanding jasmani yang keadaannya kurang sehat. Untuk menjaga agar keadaan
jasmani tetap sehat, nutrisi harus cukup. Hal ini disebabkan, kekurangan kadar
makanan akan mengakibatkan keadaan jasmani lemah yang mengakibatkan lekas
mengantuk dan lelah.
2) Faktor psikologis, yaitu yang mendorong atau
memotivasi belajar. Faktor-faktor tersebut diantaranya:
·
Adanya keinginan untuk tahu
·
Agar mendapatkan simpati dari orang lain.
·
Untuk memperbaiki kegagalan
·
Untuk mendapatkan rasa aman.
b.
Faktor Eksternal
Faktor-faktor eksternal, yaitu
faktor dari luar diri anak yang ikut mempengaruhi belajar anak, yang antara
lain berasal dari orang tua, sekolah, dan masyarakat.
1) Faktor yang berasal dari orang tua
Faktor yang berasal dari orang
tua ini utamanya adalah sebagai cara
mendidik orang tua terhadap anaknya. Ada beberapa
tanggapan mengenai faktor yang mempengaruhi belajar yang berasal dari orang
tua, tipe seperti ini mendidik
sesuai dengan kepemimpinan Pancasila lebih baik dibandingkan tipe-tipe diatas.
Karena orang tua dalam mencampuri belajar anak, tidak akan masuk terlalu dalam.
Prinsip kepemimpinan Pancasila
sangat manusiawi, karena orang tua akan bertindak “ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, dan
tut wuri handayani”. Dalam
kepemimpinan Pancasila ini berarti orang tua melakukan kebiasaan-kebiasaan yang
positif kepada anak untuk dapat diteladani. Orang tua juga selalu memperhatikan
anak selama belajar baik langsung maupun tidak langsung, dan memberikan
arahan-arahan manakala akan melakukan tindakan yang kurang tertib dalam
belajar.
2) Faktor yang berasal dari sekolah
Faktor yang berasal dari sekolah,
dapat berasal dari guru, mata pelajaran yang ditempuh, dan metode yang
diterapkan. Faktor guru banyak menjadi penyebab kegagalan belajar anak, yaitu
yang menyangkut kepribadian guru, kemampuan mengajarnya. Terhadap mata
pelajaran, karena kebanyakan anak memusatkan perhatianya kepada yang diminati
saja, sehingga mengakibatkan nilai yang diperolehnya tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Keterampilan, kemampuan, dan kemauan belajar anak tidak dapat
dilepaskan dari pengaruh atau campur tangan orang lain. Oleh karena itu menjadi
tugas guru untuk membimbing anak dalam belajar.
3)
Faktor yang berasal dari masyarakat
Anak tidak lepas dari kehidupan
masyarakat. Faktor masyarakat bahkan sangat kuat pengaruhnya terhadap
pendidikan anak. Pengaruh masyarakat bahkan sulit dikendalikan. Mendukung atau
tidak mendukung perkembangan anak, masyarakat juga ikut mempengaruhi.
Selain
beberapa faktor internal dan eksternal di atas, faktor yang mempengaruhi hasil
belajar dapat disebutkan sebagai berikut:
1. Minat
Seorang yang tidak berminat mempelajari sesuatu
tidak akan berhasil dengan baik, tetapi kalau seseorang memiliki minat terhadap
objek masalah maka dapat diharakan hasilnya baik. Masalahnya adalah bagainama
seorang pendidik selektif dalam menentukan atau memilih masalah atau materi
pelajaran yang menarik siswa. Berikutnya mengemas materi yang dipilih dengan
metode yang menarik. Karena itu pendidik/ pengajar perlu mengenali
karakteristik siswa, misalnya latar belakang sosial ekonomi, keyakinan,
kemampuan, dan lain-lain.
2.
Kecerdasan
Kecerdasan memegang peranan penting dalam
menentukan berhasil tidaknya seserorang. Orang pada umumnya lebih mampu belajar
daripada orang yang kurang cerdas. Berbagai penelitian menunjukkan hubungan
yang erat antara tingkat kecerdasan dan hasil belajar di sekalah (Sumadi, 1989:
11).
3. Bakat
Bakat merupakan kemampuan bawaan sebagai potensi
yang perlu dilatih dan dikembangkan agar dapat terwujud (Utami, 1992: 17).
Bakat memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan
pada masa yang akan datang. Selain kecerdasan bakat merupakan faktor yang
menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam belajar (Sumadi, 1989: 12).
Belajar pada bidang yang sesuai dengan bakatnya akan memperbesar kemungkinan
seseorang untuk berhasil.
4. Motivasi
Motivasi merupakan dorongan yang ada pada diri anak
untuk melakukan sesuatu tindakan. Besar kecilnya motivasi banyak dipengaruhi
oleh kebutuhan individu yang ingin dipenuhi (Suharsimi, 1993: 88). Ada dua
macam motivasi yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi
instrinsik adalah motivasi yang ditimbulkan dari dalam diri orang yang
bersangkutan. Sedangkan, motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul oleh
rangsangan dari luar atau motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar
situasi belajar, misalnya angka, ijazah, tingkatan, hadiah, persaingan,
pertentangan, sindiran, cemoohan dan hukuman. Motivasi ini tetap diperlukan di
sekolah karena tidak semua pelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.
5. Kemampuan
Kognitif
Kemampuan kognitif atau kemampuan penalaran yang
tinggi
akan membantu siswa dapat belajar lebih baik dari pada siswa
yang memiliki kemampuan kognitif sedang.
akan membantu siswa dapat belajar lebih baik dari pada siswa
yang memiliki kemampuan kognitif sedang.
a)
Faktor Luar Yaitu faktor yang berasal dariluar diri siswa yang dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa. Beberapa faktor luar antaralain:
Faktor Lingkungan, antara lain:
·
Lingkungan alam, yaitu kondisi alam yang dapat berpengaruh terhadap
proses dan hasil belajar.
·
Lingkungan social, baik yang berwujud manusia atau yang lain yang
langung dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar.
b)
Faktor Instrumen
Adalah faktor-faktor yang ada dan penggunaannya
dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini
meliputi:
Ø Kurikulum
Kurikulum yang belum mantap dan sering adanya
perubahan dapat mengganggu proses belajar.
Ø Program
Program yang jelas tujuannya, sasarannya, waktunya
mudah dilaksanakan, akan dapat membantuproses belajar.
Ø Sarana
dan Fasilitas
Keadaan gedung dan tempat belajar, penerangan,
ventilasi,
tempat duduk dapat mempengaruhi keberhasilan belajar. Sarana
yang memadai akan membuat iklim yang kondusif untuk belajar.
tempat duduk dapat mempengaruhi keberhasilan belajar. Sarana
yang memadai akan membuat iklim yang kondusif untuk belajar.
Ø Guru dan
Tenaga Pengajar
Kelengkapan
jumlah guru, cara mengajar,
kemampuan, kedisiplinan yang dimiliki oleh setiap guru dapat mempengaruhi
proses dan hasil belajar siswa. Guru yang professional akan mengembangkan
kemampuannya melalui pendekatan. Pendekatan akan mampu menciptakan suasana
aktif sehingga tujuan
yang direncanakan dapat tercapai.
Dengan
memiliki kemampuan pada suatu mata pelajaran, baik itu pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang mampu dikembangkan, siswa diharapkan dapat mengalih
gunakan kemampuan-kemampuan tersebut dalam mengahadapi masalah-masalah dalam
berbagai bidang pelajaran. Kemampuan bernalar, kemampuan
memilih strategi yang cocok dengan permasalahannya, maupun kemampuan menerima
dan mengemukakan suatu informasi secara tetap dan cermat merupakan kemampuan
umum yang dapat digunakan dalam berbagai bidang.
C. Lingkungan yang Dapat Mempengaruhi Belajar
Faktor-faktor
lingkungan adalah hal-hal yang tidak menguntungkan yang dapat mengganggu
perkembangan mental anak, baik yang terjadi dalam keluarga, sekolah maupun
lingkungan masyarakat. Gangguan tersebut mungkin berupa kepedihan hati, tekanan
keluarga, dan kesalahan pola asuh yang diterapkan kepada anak. Meskipun
faktor-faktor ini dapat mempengaruhi kesulitan belajar, tetapibukan merupakan
satusatunya faktor penyebab terjadinya kesulitan belajar tersebut. Namun, yang
pasti faktor tersebut dapat mengganggu ingatan dan daya konsentrasi anak.
Berdasarkan pengalaman dapat ditarik pelajaran bahwa lingkungan yang tidak
menguntungkan dapat mempengaruhi proses belajar siswa.
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Para penulis
buku psikologi belajar, umumnya mendefinisikan belajar sebagai suatu perubahan
tingkah laku dalam diri seseorang yang relatif menetap sebagai hasil dari
sebuah pengalaman. Selain itu, ahli–ahli psikologi mempunyai pandangan
yang berbeda mengenai apa belajar itu. Dalam pandangan psikologis, menurut Ali
Imron (1996:2 – 14), ada 4 pandangan mengenai belajar.
Secara implisit, ada dua faktor
yang mempengaruhi hasil belajar anak, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor
internal meliputi faktor fisiologis, yaitu kondisi jasmani dan keadaan
fungsi-fungsi fisiologis. Faktor-faktor eksternal, yaitu faktor dari luar diri
anak yang ikut mempengaruhi belajar anak, yang antara lain berasal dari orang
tua, sekolah, dan masyarakat.
Faktor-faktor
lingkungan adalah hal-hal yang tidak menguntungkan yang dapat mengganggu
perkembangan mental anak, baik yang terjadi dalam keluarga, sekolah maupun
lingkungan masyarakat. Gangguan tersebut mungkin berupa kepedihan hati, tekanan
keluarga, dan kesalahan pola asuh yang diterapkan kepada anak. Meskipun
faktor-faktor ini dapat mempengaruhi kesulitan belajar, tetapibukan merupakan
satusatunya faktor penyebab terjadinya kesulitan belajar tersebut. Namun, yang
pasti faktor tersebut dapat mengganggu ingatan dan daya konsentrasi anak.
Berdasarkan pengalaman dapat ditarik pelajaran bahwa lingkungan yang tidak
menguntungkan dapat mempengaruhi proses belajar siswa.
Daftar Pustaka
Asrori, Mohammad. 2007. Psikologi
Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima
Tidak ada komentar:
Posting Komentar