Selasa, 19 Mei 2015

MAKALAH "PERANAN IMAN DALAM MENGHADAPI DAMPAK GLOBALISASI"




KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”PERANAN IMAN DALAM MENGHADAPI DAMPAK GLOBALISASI”.
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.



Penulis,


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………...…..            1
DAFTAR ISI ……………………………………………………………..….            2
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………....….           3
A.    Latar Belakang Masalah …………………………………….................……... 3
B.     Rumusan Masalah …………………………………………………. 5
C.     Tujuan dan Manfaat penulisan …………………………………….. 6
BAB III PEMBAHASAN ………………………………………………….           7
A.    Dampak Positif Globalisasi ………………………………………... 7
B.     Dampak Negatif Globalisasi ………………………………………. 8
C.     Pengertian Iman …………………………………………………… 9
D.    Peran Iman Dalam Menghadapi Globalisasi ………………………. 10
BAB IV PENUTUP ………………………………………………………..            12
A.    Kesimpulan ………………………………………………………... 12
B.     Saran ………………………………………………………………. 12
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………...            13







BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang Masalah
Aktualisasi taqwa adalah bagian dari sikap bertaqwa seseorang. Karena begitu pentingnya taqwa yang harus dimiliki oleh setiap mukmin dalam kehidupan dunia ini sehingga beberapa syariat islam yang diantaranya puasa adalah sebagai wujud pembentukan diri seorang muslim supaya menjadi orang yang bertaqwa, dan lebih sering lagi setiap khatib pada hari jum’at atau shalat hari raya selalu menganjurkan jamaah untuk selalu bertaqwa. Begitu seringnya sosialisasi taqwa dalam kehidupan beragama membuktikan bahwa taqwa adalah hasil utama yang diharapkan dari tujuan hidup manusia (ibadah).
Taqwa adalah satu hal yang sangat penting dan harus dimiliki setiap muslim. Signifikansi taqwa bagi umat islam diantaranya adalah sebagai spesifikasi pembeda dengan umat lain bahkan dengan jin dan hewan, karena taqwa adalah refleksi iman seorang muslim. Seorang muslim yang beriman tidak ubahnya seperti binatang, jin dan iblis jika tidak mangimplementasikan keimanannya dengan sikap taqwa, karena binatang, jin dan iblis mereka semuanya dalam arti sederhana beriman kepada Allah yang menciptakannya, karena arti iman itu sendiri secara sederhana adalah “percaya”, maka taqwa adalah satu-satunya sikap pembeda antara manusia dengan makhluk lainnya. Seorang muslim yang beriman dan sudah mengucapkan dua kalimat syahadat akan tetapi tidak merealisasikan keimanannya dengan  bertaqwa dalam arti menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya, dan dia juga tidak mau terikat dengan segala aturan agamanya dikarenakan kesibukannya atau asumsi pribadinya yang mengaggap eksistensi syariat agama sebagai pembatasan berkehendak yang itu adalah hak asasi manusia, kendatipun dia beragama akan tetapi agamanya itu hanya sebagai identitas pelengkap dalam kehidupan sosialnya, maka orang semacam ini tidak sama dengan binatang akan tetapi kedudukannya lebih rendah dari binatang, karena manusia dibekali akal yang dengan akal tersebut manusia dapat melakukan analisis hidup, sehingga pada akhirnya menjadikan taqwa sebagai wujud implementasi dari keimanannya.
Taqwa adalah sikap abstrak yang tertanam dalam hati setiap muslim, yang aplikasinya berhubungan dengan syariat agama dan kehidupan sosial. Seorang muslim yang bertaqwa pasti selalu berusaha melaksanakan perintah Tuhannya dan menjauhi segala laranganNya dalam kehidupan ini. Yang menjadi permasalahan sekarang adalah bahwa umat islam berada dalam kehidupan modern yang serba mudah, serba bisa bahkan cenderung serba boleh. Setiap detik dalam kehidupan umat islam selalu berhadapan dengan hal-hal yang dilarang agamanya akan tetapi sangat menarik naluri kemanusiaanya, ditambah lagi kondisi religius yang kurang mendukung. Keadaan seperti ini sangat berbeda dengan kondisi umat islam terdahulu yang kental dalam kehidupan beragama dan situasi zaman pada waktu itu yang cukup mendukung kualitas iman seseorang. Olah karenanya dirasa perlu mewujudkan satu konsep khusus mengenai pelatihan individu muslim menuju sikap taqwa sebagai tongkat penuntun yang dapat digunakan (dipahami) muslim siapapun. Karena realitas membuktikan bahwa sosialisasi taqwa sekarang, baik yang berbentuk syariat seperti puasa dan lain-lain atau bentuk normatif seperti himbauan khatib dan lain-lain terlihat kurang mengena, ini dikarenakan beberapa faktor, diantaranya yang pertama  muslim yang bersangkutan belum paham betul makna dari taqwa itu sendiri, sehingga membuatnya enggan untuk memulai, dan yang kedua ketidaktahuannya tentang bagaimana, darimana dan kapan dia harus mulai merilis sikap taqwa, kemudian yang ketiga kondisi sosial dimana dia hidup tidak mendukung dirinya dalam membangun sikap taqwa, seperti saat sekarang kehidupan yang serba bisa dan cenderung serba boleh. Oleh karenanya setiap individu muslim harus paham pos – pos alternatif yang harus dilaluinya, diantaranya yang paling awal dan utama adalah gadhul bashar (memalingkan pandangan), karena pandangan (dalam arti mata dan telinga) adalah awal dari segala tindakan, penglihatan atau pendengaran yang ditangkap oleh panca indera kemudian diteruskan ke otak lalu direfleksikan oleh anggota tubuh dan akhirnya berimbas ke hati sebagai tempat bersemayam taqwa, jika penglihatan atau pendengaran tersebut bersifat negatif dalam arti sesuatu yang dilarang agama maka akan membuat hati menjadi kotor, jika hati sudah kotor maka pikiran (akal) juga ikut kotor, dan ini berakibat pada aktualisasi kehidupan nyata, dan jika prilaku, pikiran dan hati sudah kotor tentu akan sulit mencapai sikap taqwa. Oleh karenanya dalam situasi yang serba bisa dan sangat plural ini dirasa perlu menjaga pandangan (dalam arti mata dan telinga) dari hal – hal yang dilarang agama sebagai cara awal dan utama dalam mendidik diri menjadi muslim yang bertaqwa. Menjaga mata, telinga, pikiran, hati dan perbuatan dari hal-hal yang dilarang agama, menjadikan seorang muslim memiliki kesempatan besar dalam memperoleh taqwa. Karena taqwa adalah sebaik–baik bekal yang harus kita peroleh dalam mengarungi kehidupan dunia yang fana dan pasti hancur ini, untuk dibawa kepada kehidupan akhirat yang kekal dan pasti adanya. Adanya kematian sebagai sesuatu yang pasti dan tidak dapat dikira-kirakan serta adanya kehidupan setelah kematian menjadikan taqwa sebagai obyek vital yang harus digapai dalam kehidupan manusia yang sangat singkat ini. Memulai untuk bertaqwa adalah dengan mulai melakukan hal-hal yang terkecil seperti menjaga pandangan, serta melatih diri untuk terbiasa menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya, karena arti taqwa itu sendiri  sebagaimana dikatakan oleh Imam Jalaluddin Al-Mahally dalam tafsirnya bahwa arti taqwa adalah “imtitsalu awamrillahi wajtinabinnawahih”, menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala laranganya.

B.            Rumusan Masalah
Bagaimana peran iman dalam menghadapi dampak  globalisasi?


C.           Tujuan dan Manfaat penulisan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas agama Islam dan menjawab pertanyaan yang ada pada rumusan masalah.
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan penyusun dan pembaca tentang peran dan fungsi agama dalam kehidupan manusia


















BAB II
PEMBAHASAN
PERANAN IMAN DALAM MENGHADAPI DAMPAK GLOBALISASI

A.           Dampak Positif Globalisasi
Globalisai menimbulkan dampak-dampak positif diantaranya:

1.             Perubahan Tata Nilai dan Sikap
Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semula irasional menjadi rasional. Orang tidak lagi berfikir primitif. Cara bersikap dalam menghadapi masalah dilandasi dengan pengetahuan, karena mudahnya memperoleh ilmu pengetahuan.

2.             Memudahkan jalan dakwah
Dengan mengglobalnya dunia dan kemudahan-kemudahan berkomunikasi terhadap sesama akan memudahkan dalam menyebarkan dakwah islam. Bisa dilakukan dengan memanfaatkan kecanggihan tehnologi, seperti internet dan hp.

3.             Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
Globalisasi membawa dampak yang positif yaitu semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan tehnologi. Berkembangnya ilmu pengetahuan didukung oleh kemajuan tehnologi.  Para pelajar dan mahasiswa akan semakin mudah memperoleh materi  dan memperdalam materi melalui kemajuan tehnologi.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju. Orang lebih mudah berinteraksi tanpa harus bertemu langsung. Jarakpun tidak menjadi kendala.

4.             Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

B.            Dampak Negatif Globalisasi
Dampak negatif dari globalisasi diantaranya:

1.             Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah.  Barang dengan berbagai variasi yang menarik membuat masyarakat hidup konsumtif. Masyarakat sekarang lebih suka berbelanja di mol-mol daripada di pasar tradisional. Padahal harga dipasar tradisional lebih murah. Tindakan yang seperti itu adalah tindakan pemborosan. Allah tidak menyukai hambanya yang boros, sesuai dengan firmanNya  dalam surah Al-Israa' ayat 26-27 :
“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.
Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (Al-Israa' : 26-27)


2.             Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial. Silaturahmi sudah tidak dianggap penting lagi.
Ketika lebaran tiba ada yang meminta maaf dengan orang tua hanya lewat sms. Merasa bahwa sms sudah mewakili.
Merasa bahwa kesuksesan adalah buah karya sendiri tanpa ada campur tangan pihak lain, yaitu Allah dan orang-orang disekitar kita.

3.             Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain. Budaya barat dilihat dari cara berpakain bertolak belakang dengan islam. Dalam islam diwajibkan untuk menutup aurot dengan memakai pakaian yang sopan tidak ketat, sehingga lekuk-lekuk tubuh tidak terlihat.
Dilihat dari sisi lain, dari cara bergaul antara lawan jenis sudah tidak ada jarak lagi, bahkan kadang malu-maluin. Gaya hidup orang barat wanita dan laki-laki berduaan melakukan hal-hal maksiat setelah berdua-duan adalah hal biasa bagi mereka. Masyarakat kita sudah banyak yang terkontaminasi dengan pengaruh tersebut.

4.             Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial.

C.           Pengertian Iman
Pengertian iman dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut istilah, pengertian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan (perbuatan). Dengan demikian, pengertian iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaanNya, kemudian pengakuan itu diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata.
Di dalam islam, terdapat rukun iman :
1.             Iman kepada Allah
2.             Iman kepada malaikat Allah
3.             Iman kepada kitab Allah
4.             Iman kepada Rasul Allah
5.             Iman kepada hari akhir
6.             Iman kepada qodo dan qodar
Beriman kepada Allah adalah kebutuhan yang sangat mendasar bagi seseorang. Allah memerintahkan agar ummat manusia beriman kepada-Nya, sebagaimana firman Allah dalam Q.S. An Nisa : 136
“Wahai orang-orang yang beriman. Tetaplah beriman kepada Allah dan RasulNya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al Qur’an) yang diturunkan kepada RasulNya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasulNya, dan hari kemudian, maka sungguh orang itu telah tersesat sangat jauh.” (Q.S. An Nisa : 136)

D.           Peranan Iman dalam Menghadapi Globalisasi
Iman mempunyai peranan penting dalam menghadapi dampak-dampak yang timbul akibat globalisasi, khususnya dampak negatif dari globalisasi. Tanpa iman manusia akan mudah terombang-ambing kesana kemari, karena didalam hatinya belum ada ketetapan jiwa. Hati yang belum pasti percaya pada suatu prinsip mudah berubah-ubah pendapatnya. Dimulai dari hati yang belum mantap akan berdampak pada pola pikir, ucapan dan tindakannya.
Globalisasi adalah perubahan yang tidak lambat-lambat,namun begitu cepat. Tidak peduli semua manusia dapat mengikuti perkembangan itu atau tidak. Disinilah peranan iman sangat diperlukan. Ketika ada perubahan-perubahan kita harus bisa menseleksi terlebih dahulu. Mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi selama tidak menentang iman. Perubahan yang meresahkan jiwa tidak perlu diikuti.






















BAB III
PENUTUP

A.           Kesimpulan
Kehidupan didunia yang penuh dengan iming-iming kesenangan dunia, sering membuat kita terlena dengan kesenangan sementara itu. Apalagi di era globalisasi yang penuh dengan kemudahan. Kadang manusia memanfaatkan kemudahan untuk hal-hal yang tidak dibenci Allah. Untuk membentengi diri kita dari pengaruh-pengaruh negatif, manusia butuh iman yang kuat.  iman dapat menjadi dasar manusia dalam bertindak, membedakan mana yang baik yang perlu diambil untuk dicontoh atau ditinggalkan hal-hal yang buruk. Hal yang mendukung kuatnya iman adalah agama. Maka untuk menguatkan iman kita perlu agama. Agama yang dirihoi Allah adalah agama Islam . Firman dalam surah Ali imran : 19

B.            Saran
a.              Menjadikan iman kita sebagai tolak ukur dalam bertindak. Supaya iman bertambah kuat, bergaulah dengan orang-orang yang dekat dengan Allah. Teman adalah cermin dari diri kita.
b.             sebaiknya peran iman digunakan sebagai:
1.             Iman sebagai pertahanan & adaptasi arus budaya global yang dianggap kurang sesuai dengan budaya lokal & ajaran islam.
2.             Iman sebagai alat untuk Memilih & Menggunakan tenologi bagi kepentingan kebaikan publik – sekarang & kedepan, sesuai ajaran islam.
3.             Iman sebagai filter & pegangan dalam bersosialisasi, sesuai ajaran islam.
4.             Iman sebagai alat untuk memilih & menyaring sistem & implementasi perkonomian yang akan dijalani bagi kehidupan pribadi & lingkungan, sesuai ajaran islam.

DAFTAR PUSTAKA

Rusdi,Ahmad. 2009. ”Pengertian Iman” http://islamagamaku.wordpress.com/2009/07/25/pengertian-iman/ diunduh Sabtu 13  Oktober 2012
Voa Islam. 2009. “Prinsip-prinsip Islam dalam kehidupan”  http://www.voa-islam.com/teenage/smart-teen/2009/11/19/1743/prinsipprinsip-islam-dalam-kehidupan-18/ diunduh Sabtu 13  Oktober 2012
Muslimaccess.  http://www.muslimaccess.com/quraan/arabic/004.asp diunduh minggu 14 Oktober 2012
 Ibad,Khusnul. 2010.  http://cintailmuku.blogspot.com/2010/10/qs-al-isra-ayat-26-27-menyantuni-kaum.html diunduh Sabtu 13  Oktober 2012
2008. “Takdir, Kehendak manusia dan Kehendak Tuhan” http://mrdayson.multiply.com/journal/item/4?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem diunduh minggu 14 Oktober 2012
diunduh minggu 14 Oktober 2012
2012. “Globalisasi”http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi diunduh minggu 14 Oktober 2012
2009.“Dampak Positif dan Negatif Globalisasi dan Modernisasi” http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/05/dampak-positif-dan-dampak-negatif.html diunduh minggu 14 Oktober 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar