A. Pendahuluan
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan
kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu
perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya
terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti
perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai
antisipasi kepentingan masa depan dan tuntutan masyarakat modern
Salah satu
ciri masyarakat modern adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik
(improvement oriented). Hal ini tentu
saja menyangkut berbagai bidang, tidak terkecuali bidang pendidikan. Komponen
yang melekat pada pendidikan diantaranya
adalah kurikulum, guru dan siswa.
Dalam proses pembelajaran keberadaan guru sangatlah urgen, karena guru yang
menentukan, apakah tujuan pembelajaran
tercapai atau tidak?, bagaimana kompetensi siswa ?
Hasil studi menyebutkan
bahwa meski adanya peningkatan mutu pendidikan yang cukup menggembirakan, namum
pembelajaran dan pemahaman siswa di tingkat dasar termasuk Madrasah Ibtidaiyah
pada beberapa materi pelajaran menunjukkan hasil yang kurang memuaskan.
Pembelajaran di tingkat sekolah dasar atau Madrasah Ibtidaiyah cenderung
text book oriented dan kurang
terkait dengan kehidupan sehari-hari siswa. Pembelajaran konsep cenderung
abstrak dan dengan metode ceramah, sehingga konsep-konsep akademik kurang bisa
atau sulit dipahami. Sementara itu kebanyakan guru dalam mengajar masih kurang
memperhatikan kemampuan berpikir siswa, atau dengan kata lain tidak melakukan
pengajaran bermakna, metode yang digunakan kurang bervariasi, dan sebagai
akibat motivasi belajar siswa menjadi
sulit ditumbuhkan dan pola belajar cenderung menghafal dan mekanistis
(Direktorat PLP, 2002)
Menurut pendapat oleh Peter
Sheal (1989) sesuai dengan “Kerucut
Pengalaman Belajar” Dia menyatakan (hasil penelitian) bahwa peserta didik
yang hanya mengandalkan “penglihatan” dan “pendengaran” dalam proses
pembelajarannya akan memperoleh daya serap kurang dari 50%. Di sisi lain, dalam
melaksanakan proses belajar mengajar, kurang dari 20% guru yang menggunakan
alat bantu pembelajaran. Kurang dari
30% guru yang selalu mengkaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga
wajar apabila evaluasi hasil belajar hasilnya belum seperti yang di harapkan.
Dampak lain dari proses pembelajaran tersebut adalah siswa lebih sering menonton
gurunya mengajar dari pada memperhatikan guru mengajar. Sehingga guru yang “lucu” apalagi memberi nilai “murah” akan menjadi favorit para siswa.
Akankah hal seperti ini kita biarkan atau bahkan dipertahankan? Atau kita akan
mendobrak dengan langkah baru? Apa yang kita lakukan dalam menyikapi Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) itu
akan menentukan siapa diri kita sebenarnya. Apakah kita termasuk penganut status
quo atau menjadi agent of change? Guru yang ingin
terjadi adanya perubahan yang lebih baik, memang bukan sesuatu yang mudah untuk
dilakukan.
Mencermati hal tersebut di atas, perlu adanya perubahan dan pembaharuan,
inovasi ataupun gerakan perubahan mind
set kearah pencapaian tujuan pendidikan pada umumnya dan khususnya tujuan
pembelajaran. Pembelajaran matematika hendaknya lebih bervariasi metode maupun
strateginya guna mengoptimalkan potensi siswa. Upaya-upaya guru dalam mengatur
dan memberdayakan berbagai variabel pembelajaran, merupakan bagian penting
dalam keberhasilan siswa mencapai tujuan
yang direncanakan. Karena itu pemilihan metode, strategi dan pendekatan
dalam mendesain model pembelajaran yang berguna dalam mencapai iklim PAKEM ( Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif,
Menyenangkan ) adalah tuntutan yang harus diupayakan oleh guru.
Keanekaragaman model pembelajaran yang hendak di sampaikan pada makalah ini
merupakan upaya bagaimana menyediakan berbagai alternatif dalam strategi
pembelajaran yang hendak disampaikan agar selaras dengan tingkat perkembangan
kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik pada jenjang Sekolah Dasar
(SD) atau Madrsah Ibtidaiyah (MI). Ini berarti tidak ada model pembelajaran
yang paling baik, atau model pembelajaran yang satu lebih baik dari model
pembelajaran yang lain. Baik tidaknya suatu model pembelajaran atau pemilihan
suatu model pembelajaran akan tergantung pada tujuan pembelajaran, kesesuaian
dengan materi yang hendak disampaikan, perkembangan peserta didik, dan juga
kemampuan guru dalam mengelola dan memberdayakan semua sumber belajar yang ada.
Dengan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP), menuntut adanya
keanekaragaman atau variasi dalam pembelajaran yang mengarah pada pada PAKEM (
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif,
Menyenangkan). Dengan demikian makalah ini diharapkan bisa sebagi acuan bagi
guru mata pelajaran matematika dalam proses pembelajaran.
MODEL DAN
STRATEGI PEMBELAJARAN
B. Pengertian
Istilah model
pembelajaran amat dekat dengan pengertian strategi pembelajaran dan dibedakan
dari istilah strategi, pendekatan dan metode pembelajaran. Istilah model
pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada suatu strategi, metode, dan teknik. Sedangkan istilah
“strategi “ awal mulanya dikenal dalam dunia militer terutama terkait dengan
perang atau dunia olah raga, namun demikian makna tersebut meluas tidak hanya
ada pada dunia militer atau olahraga saja akan tetapi bidang ekonomi, sosial,
pendidikan. Menurut Ruseffendi (1980), istilah strategi, metode, pendekatan dan
teknik mendefinisikan sebagai berikut :
1. Strategi
pembelajaran adalah separangkat
kebijaksanaan yang terpilih, yang telah dikaitkan dengan faktor yang
menetukan warna atau strategi tersebut, yaitu :
a. Pemilihan materi pelajaran (guru atau siswa)
b. Penyaji
materi pelajaran (perorangan atau kelompok, atau belajar mandiri)
c. Cara menyajikan materi pelajaran (induktif
atau deduktif, analitis atau sintesis, formal atau non formal)
d.
Sasaran penerima materi pelajaran ( kelompok, perorangan, heterogen, atau homogen.
2. Pendekatan Pembelajaran adalah jalan
atau arah yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran dilihat bagaimana
materi itu disajikan. Misalnya memahami suatu prinsip dengan pendekatan
induktif atau deduktif.
3. Metode Pembelajaran adalah cara mengajar secara umum yang dapat
diterapkan pada semua mata pelajaran, misalnya mengajar dengan ceramah,
ekspositori, tanya jawab, penemuan terbimbing dan sebagainya.
4. Teknik
mengajar adalah penerapan secara khusus
suatu metode pembelajaran yang telah disesuaikan dengan kemampuan dan kebiasaan
guru, ketersediaan media pembelajaran serta kesiapan siswa. Misalnya teknik
mengajarkan perkalian dengan penjumlahan berulang.
Sedangkan Model
Pembelajaran adalah sebagai suatu disain yang menggambakan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri siswa (Didang : 2005)
Sedangkan menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (1998 : 203), pengertian strategi (1) ilmu dan seni
menggunakan sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam
dan perang damai, (2) rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai
sasaran khusus.
Soedjadi (1999
:101) menyebutkan strategi pembelajaran adalah
suatu siasat melakukan kegiatan pembelajaran yang bertujuan mengubah keadaan
pembelajaran menjadi pembelajaran yang diharapkan. Untuk dapat mengubah keadaan
itu dapat ditempuh dengan berbagai pendekatan pembelajaran. Lebih lanjut
Soedjadi menyebutkan bahwa dalam satu pendekatan dapat dilakukan lebih dari
satu metode dan dalam satu metode dapat digunakan lebih dari satu teknik.
Secara sederhana dapat dirunut sebagai rangkaian :
teknik
metode pendekatan strategi model
Istilah “ model pembelajaran” berbeda dengan strategi
pembelajaran, metode pembelajaran, dan pendekatan pembelajaran. Model
pembelajaran meliputi suatu model pembelajaran yang luas dan menyuluruh. Konsep
model pembelajaran lahir dan berkembang dari pakar psikologi dengan pendekatan
dalam setting eksperimen yang
dilakukan. Konsep model pembelajaran untuk pertama kalinya dikembangkan oleh
Bruce dan koleganya (Joyce, Weil dan Showers, 1992)
Lebih lanjut Ismail (2003) menyatakan istilah Model pembelajaran mempunyai empat
ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode tertentu yaitu :
1.
rasional teoritik yang logis disusun
oleh perancangnya,
2.
tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
3.
tingkah laku mengajar yang diperlukan
agar model tersebut dapat dilaksanakan secara berhasil dan
4.
lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu
dapat tercapai.
Berbedanya pengertian antara model, strategi, pendekatan
dan metode serta teknik diharapkan guru
mata pelajaran umumnya dan khususnya matematika mampu memilih model dan
mempunyai strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi dan standar kompetensi
serta kompetensi dasar dalam standar isi.
C. Pemilihan
Model Pembelajaran Sebagai Bentuk Implementasi Strategi Pembelajaran.
Dalam pembelajaran guru diharapkan
mampu memilih model pembelajaran yang
sesuai dengan materi yang diajarkan. Dimana dalam pemilihan Model pembelajaran meliputi pendekatan suatu
model pembelajaran yang luas dan menyeluruh. Misalnya pada model pembelajaran berdasarkan masalah,
kelompok-kelompok kecil siswa bekerja sama memecahkan suatu masalah yang telah
disepakati oleh siswa dan guru. Ketika guru sedang menerapkan model
pembelajaran tersebut, seringkali siswa menggunakan bermacam-macam
keterampilan, prosedur pemecahan masalah dan berpikir kritis. Model
pembelajaran berdasarkan masalah dilandasi oleh teori belajar konstruktivis.
Pada model ini pembelajaran dimulai dengan menyajikan permasalahan nyata yang
penyelesaiannya membutuhkan kerjasama diantara siswa-siswa. Dalam model
pembelajaran ini guru memandu siswa menguraikan rencana pemecahan masalah
menjadi tahap-tahap kegiatan; guru memberi contoh mengenai penggunaan
keterampilan dan strategi yang dibutuhkan supaya tugas-tugas tersebut dapat
diselesaikan. Guru menciptakan suasana kelas yang fleksibel dan berorientasi
pada upaya penyelidikan oleh siswa.
Model-model pembelajaran dapat
diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembelajarannya, sintaks (pola urutannya) dan sifat lingkungan
belajarnya. Sebagai contoh pengklasifikasian berdasarkan tujuan adalah
pembelajaran langsung, suatu model pembelajaran yang baik untuk membantu siswa
mempelajari keterampilan dasar seperti tabel perkalian atau untuk topik-topik
yang banyak berkaitan dengan penggunaan alat. Akan tetapi ini tidak sesuai bila
digunakan untuk mengajarkan konsep-konsep matematika tingkat tinggi.
Sintaks (pola urutan) dari suatu model
pembelajaran adalah pola yang menggambarkan urutan alur tahap-tahap keseluruhan
yang pada umumnya disertai dengan serangkaian kegiatan pembelajaran. Sintaks
(pola urutan) dari suatu model pembelajaran tertentu menunjukkan dengan jelas
kegiatan-kegiatan apa yang harus dilakukan oleh guru atau siswa. Sintaks (pola
urutan) dari bermacam-macam model pembelajaran memiliki komponen-komponen yang
sama. Contoh, setiap model pembelajaran diawali dengan upaya menarik perhatian
siswa dan memotivasi siswa agar terlibat dalam proses pembelajaran. Setiap
model pembelajaran diakhiri dengan tahap menutup pelajaran, didalamnya meliputi kegiatan merangkum
pokok-pokok pelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan bimbingan guru.
Tiap-tiap model pembelajaran membutuhkan
sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang sedikit berbeda. Misalnya, model
pembelajaran kooperatif memerlukan lingkungan belajar yang fleksibel seperti
tersedia meja dan kursi yang mudah dipindahkan. Pada model pembelajaran diskusi
para siswa duduk dibangku yang disusun secara melingkar atau seperti tapal
kuda. Sedangkan model pembelajaran langsung siswa duduk berhadap-hadapan dengan
guru.
Pada model pembelajaran kooperatif siswa
perlu berkomunikasi satu sama lain, sedangkan pada model pembelajaran langsung
siswa harus tenang dan memperhatikan guru.
Pemilihan model dan metode pembelajaran
menyangkut strategi dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran adalah
perencanaan dan tindakan yang tepat dan cermat mengenai kegiatan pembelajaran
agar kompetensi dasar dan indikator pembelajarannya dapat tercapai.
Pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan,
potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi
interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa. Di
madrasah, tindakan pembelajaran ini dilakukan nara sumber (guru) terhadap
peserta didiknya (siswa). Jadi, pada prinsipnya strategi pembelajaran sangat
terkait dengan pemilihan model dan metode pembelajaran yang dilakukan guru
dalam menyampaikan materi bahan ajar kepada para siswanya.
Pada saat ini
banyak dikembangkan model-model pembelajaran. Menurut penemunya, model
pembelajaran temuannya tersebut dipandang paling tepat diantara model
pembelajaran yang lain. Untuk menyikapi hal tersebut diatas, maka perlu kita
sepakati hal-hal sebagai berikut :
1. Siswa
Pendidikan Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah banyak yang masih berada dalam tahap
berpikir konkret. Model dan metode apapun yang diterapkan, pemanfaatan alat
peraga masih diperlukan dalam menjelaskan beberapa konsep matematika.
2.
Kita tidak perlu mendewakan salah satu
model pembelajaran yang ada. Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelemahan dan kekuatan.
3.
Kita
dapat memilih salah satu model pembelajaran yang kita anggap sesuai dengan
materi pembelajaran kita; dan jika perlu kita dapat menggabungkan beberapa
model pembelajaran.
4. Model
apa pun yang kita terapkan, jika kita kurang menguasai meteri dan tidak
disenangi para siswa, maka hasil pembelajaran menjadi tidak efektif.
5. Oleh
kerena itu komitmen kita adalah sebagai berikut :
a. Kita
perlu menguasai materi yang harus kita ajarkan, dapat mengajarkannya, dan
terampil dalam menggunakan alat peraga.
b. Kita
berniat untuk memberikan yang kita punyai kepada para siswa dengan sepenuh
hati, hangat, ramah, antusias, dan bertanggung jawab.
c.
Menjaga agar para siswa “mencintai”
kita, menyenangi materi yang kta ajarkan, dengan tetap menjaga kredibilitas dan
wibawa kita sebagai guru dapat mengembangkan model pembelajaran sendiri. Anggaplah kita sedang melaksanakan
Penelitian Tindakan Kelas.
Model pembelajaran yang dapat
diterapkan oleh para guru sangat beragam. Model pembelajaran adalah suatu pola
atau langkah-langkah pembelajaran tertentu yang diterapkan agar tujuan atau
kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan akan cepat dapat di capai dengan
lebih efektif dan efisien.
D. Macam-Macam Model Pembelajaran
- Pembelajaran mencari dan bermakna
- Pembelajaran terpadu
- Pembelajaran kooperatif
- Pembelajaran Picture and Picture
- Pembelajaran cooperative integrated Reading and composition (CIRC)
- Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
- Model Penemuan Terbimbing
- Model Pembelajaran Langsung
- Model Missouri Mathematics Project (MMP)
- Model Pmbelajarn Problem solving
- Model Pmbelajarn Problem posing
12. Pembelajaran kontekstual.
Langkah-langkah pada Madel model Pembelajaran
1.
Model
Pembelajaran Langsung
Sintaknya
:
No.
|
Langkah-langkah
|
Peran Guru
|
1
2
3
4
5
|
Menjelaskan tujuan pembela-jaran dan mempersiapkan siswa
Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan
Membimbing pelatihan
Menelaah pemahaman dan memberikan umpan balik
Memberikan kesempatan untuk pelatihan dan penerapan
|
Guru menjelaskan TPK, informasi latar belakang pembelajaran, pentingnya
pelajaran dan memotivasi siswa
Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar, atau memberi informasi
tahap demi tahap
Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal
Guru mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik dan
memberikan umpan balik
Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, khusus penerapan
pada situasi kompleks dalam kehidupan sehari-hari.
|
2. Model Pembelajaran Kooperatif
1
|
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
|
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan memberi
motivasi siswa agar dapat belajar dengan aktif dan kreatif
|
2
|
Menyajikan informasi
|
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan cara demonstrasikan atau
lewat bahan bacaan
|
3
|
Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok
|
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok
belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien
|
4
|
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
|
Guru membimbing kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas-tugas
|
5
|
Evaluasi
|
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang dipelajari dan juga
terhadap presentasi hasil kerja masing-masing kelompok
|
6
|
Memberi penghar-gaan
|
Guru mencari cara-cara untuk menghargai upaya atau hasil belajar individu
maupun kelompok
|
3. Model
Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
1
|
Langkah 1
|
Guru
menyampaikan materi pembelajaran ke siswa secara klasikal (paling sering
menggunakan model pembelajaran langsung,
|
2
|
Langkah 2
|
Guru
membagi siswa ke dalam beberapa kelompok (setiap kelompok terdiri dari 4 – 6
siswa yang heterogen, baik dari segi kemampuan, agama, jenis kelamin, atau
lainnya).
|
3
|
Langkah 3
|
Dilanjutkan
diskusi kelompok untuk penguatan materi (saling bantu membantu untuk
memperdalam materi yang sudah diberikan)
|
4
|
Langkah 4
|
Guru
memberikan tes individual, masing-masing mengerjakan tes tanpa boleh saling
bantu membantu diantara anggota kelompok.
|
5
|
Langkah 5
|
Guru
memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan
individual dari skor dasar ke skor kuis (cara penilaian akan dijelaskan di
akhir bab ini)
|
4. Model pembelajaran Kooperatif
tipe jigsaw
a. Guru membagi siswa ke dalam beberapa
kelompok (disebut dengan kelompok asal, setiap kelompok terdiri dari 4 – 6
siswa dengan kemampuan yang heterogen). Setiap anggota kelompok nantinya diberi
tugas untuk memilih dan mempelajari materi yang telah disiapkan oleh guru
(misal ada 5 materi/topik).
b.
Di
kelompok asal, setelah masing-masing siswa menentukan pilihannya , mereka
langsung membentuk kelompok ahli berdasarkan materi yang dipilih. Ilustrasinya
adalah sebagai berikut:
c. Setelah setiap kelompok
ahli mempelajari (berdiskusi) tentang materinya masing-masing, setiap anggota
dalam kelompok ahli kembali lagi ke kelompok asal untuk menjelaskan/menularkan
apa-apa yang telah mereka pelajari/diskusikan di kelompok ahli. Ilustrasinya
adalah sebagai berikut:
d.
Dalam tipe ini peran guru lebih banyak
sebagai fasilitator, yaitu memfasilitasi agar pelaksanaan kegiatan diskusi
dalam kelompok ahli maupun penularan dalam kelompok asal berjalan secara
efektif dan optimal.
e.
Setelah masing-masing anggota dalam
kelompok asal selesai menyampaikan apa yang dipelajari sewaktu dalam kelompok
ahli, guru memberikan soal/kuis pada seluruh siswa. Soal harus dikerjakan
secara individual.
f.
Nilai dari pengerjaan kuis individual
digunakan sebagai dasar pemberian nilai penghargaan untuk masing-masing
kelompok. Teknik penilaian/penghargaan akan dijelaskan tersendiri di akhir bab
pembelajaran kooperatif ini.
4. Model Pembelajaran Kooperatif tipe
think Pair and Share
• Guru mengajarkan materi seperti
biasa, alat peraga disarankan .
• Dengan tanya jawab, guru memberikan
contoh soal.
• Guru membrikan soal yg dikerjakan
siswa berdasar persyaratan soal sebagai problem.
• Siswa di pandu guru menyelesaikan
soal.
• Guru memimpin pleno kecil diskusi,
tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya
• Berawal dari kegiatan tersebut mengarahkan pembicaraan pada pokok
permasalahan dan menambah materi yang belum diuangkapkan para siswa
• Guru memberi kesimpulan
• Penutup
5.
Langkah-langkah
model pembelajaran Missouri
Mathematics Project (MMP) yaitu :
Langkah
pertama : Review
·
dengan cara mengulah ulang mata pelajaran yang lalu,
·
membahas tugas yang diberikan /pekerjaan
rumah.
Langkah kedua :Pengembangan
·
penyajian ide baru atau perluasan konsep matematika yang terdahulu
·
penjelasan tentang diskusi, demonstrasi,
dengan contoh kongkret yang sifatnya piktoral dan simbolik.
Langkah
ketiga : Latihan Terkontrol
·
siswa merespon soal
·
guru mengamati
·
belajarnya kooperatf
Langkah
keempat : Seatwork
·
siswa bekerja sendiri untuk latihan atau
perluasan konsep
Langkah
kelima : Pekerjaan Rumah
·
Tugas membuat pekerjaan rumah.
6.
Langkah-langkah model pembelajaran Penemuan Terbimbing
Langkah yang ditempuh oleh guru
dalam pembelajaran adalah sebagai
berikut :
·
Merumuskan
masalah yang diberikan kepada siswa dengan data secukupnya. Perumusan harus jelas, hindari pernyataan yang
menimbulkan salah tafsir sehingga arah yang di tempuh siswa tidak salah.
·
Dari
data yang diberikan guru, siswa menyusun, memproses, mengorganisir, dan menganalisis
data tersebut. Bimbingan guru dapat diberikan sejauh yang di perlukan.
Bimbingan sebaiknya mengarah siswa untuk melangkah ke arah yang hendak dituju,
melalui pertanyaan-pertanyaan, atau lembar kerja siswa (work sheet).
·
Siswa
menyusun konjektur (prakiraan) dari hasi analisis yang dilakukan
·
Konjektur
yang telah dibuat siswa, diperiksa oleh guru. Hal ini digunakan untuk
meyakinkan kebenaran prakiraan siswa, sehingga akan menuju arah yang hendak
dicapai.
·
Apabila telah diperoleh kepastian
tentang kebenaran konjektur teresbut, maka verbalisasi konjektur sebaiknya
diserahkan kepada siswa untuk menyusunnya.
·
Sesudah siswa menemukan apa yang dicari,
hendaknya guru menyediakan soal latihan atau soal tambahan.
7. Langkah-langkah Model Pembelajaran
Berdasarkan Masalah
Fase
|
Indikator
|
Kegiatan Guru
|
1
|
Orientasi siswa kepada masalah
|
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, memotivasi siswa terlibat
aktif dan kreatif dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya
|
2
|
Mengorganisasikan siswa untuk
belajar
|
Guru membantu siswa
mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah tersebut
|
3
|
Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
|
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang
sesuai dan melaksanakan eksperimen
untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
|
4
|
Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya
|
Guru membantu siswa dalam
merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan
model dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya
|
5
|
Menganalisis
dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
|
Guru
membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan
mereka dan proses-proses yang mereka gunakan
|
8.
Langkah-langkah Model pembelajaran Problem posing
Prinsipnya:mewajibkn siswa unt mengjukn soal sndiri melalui belajar
soal scr mandiri.
Sintaknya
a.
guru menjelaskan materi pelajaran, alat
peraga disarankan.
b.
.memberikn latihan soal secukupnya.
c.
siswa mengajukan soal yang
menantang,& dapat menyelesaikan. Bisa secara kelompok.
d.
pertemuan berikutnya, guru menyuruh
siswa menyajikan soal temuan di depan kelas.
e.
guru
memberikan tugas rumah secara individual
9.. Langkah-langkah
Model pembelajaran TGT
•
Beri
informasi secara klasikal
•
Bentuk
kelompok beranggotakan 4-5 siswa (kemampuan siswa heterogen)
•
Diskusi
kelompok untuk penguatan pemahaman materi yang dikaitkan dengan kuis/latihan
yang telah diberikan (mempelajari kembali)
•
Permainan/turnamen
(dalam setiap kelompok diwakili satu orang)
•
Beri
soal untuk dilombakan
•
Beri
penghargaan pada kelompok yang wakilnya dapat maju terus sampai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan.
10. Langkah Model Pembelajaran Problem Solving
syarat (siswa)
a. Memlki prasyarat untk mngrjakn soal
tsb.
b. Belum tahu cara pmchan soal tsb.
c. Soal terjangkau
d.
Siswa mau dan berkehendak
untk menyelesaikan soal tsb
Langkah guru
a. Guru mengjarkn materi seperti biasa,
alat peraga disarankan .
b. Dngan tanya jawab, guru memberikan
contoh soal.
c. Guru membrikn soal yg dikerjakan
siswa brdsar persyaratan soal sbgai problem.
d. Siswa di pandu guru menyelesaikan
soal.
11.
Komponen Model Pembelajaran Kontekstual
1. Konstruktivisme
•
Membangun
pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasar pada pengetahuan awal
•
Pembelajaran
harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan menerima pengetahuan
2. Inquiri (menemukan)
•
Proses
perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman
•
Siswa
belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis
3.Questioning
(bertanya)
•
Kegiatan
guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa
•
Bagi
siswa yang merupakan bagian penting dalam pembelajaran yang berbasis inquiry
4. Learning
Community (masyarakat belajar)
• Sekelompok orang yang terikat dalam
kegiatan belajar
• Bekerjasama dengan orang lain lebih
baik daripada belajar sendiri
• Tukar pengalaman
• Berbagi ide
5.
Modeling (pemodelan)
• Proses penampilan suatu contoh agar
orang lain berpikir, bekerja dan belajar
• Mengerjakan apa yang guru inginkan
agar siswa mengerjakannya
6. Authentic
Assesment (penilaian yang sebenarnya)
•
Mengukur
pengetahuan dan keterampilan siswa
•
Penilaian
produk (kinerja)
•
Tugas-tugas
yang relevan dan kontekstual
7. Reflection
(refleksi)
•
Cara
berpikir tentang apa yang telah kita pelajari
•
Mencatat
apa yang telah dipelajari
•
Membuat
jurnal, karya seni, diskusi kelompok
12.
Langkah Model Pembelajaran Example Non Example
CONTOH
DAPAT DARI KASUS/GAMBAR YANG RELEVAN DENGAN KD
Langkah-langkah :
1. Guru mempersiapkan gambar-gambar
sesuai dengan tujuan pembelajaran
2. Guru menempelkan gambar di papan atau
ditayangkan melalui OHP
3. Guru memberi petunjuk dan memberi
kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisa gambar
4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang
siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas
5. Tiap kelompok diberi kesempatan
membacakan hasil diskusinya
6. Mulai dari komentar/hasil diskusi
siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai
7. Kesimpulan
13.
Langkah Model Pembelajaran Role Playing
Langkah-langkah :
1. Guru menyusun/menyiapkan skenario
yang akan ditampilkan
2. Menunjuk beberapa siswa untuk
mempelajari skenario dua hari sebelum kbm
3. Guru membentuk kelompok siswa yang
anggotanya 5 orang
4. Memberikan penjelasan tentang
kompetensi yang ingin dicapai
5. Memanggil para siswa yang sudah
ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan
6. Masing-masing siswa duduk di
kelompoknya, masing-masing sambil memperhatikan mengamati skenario yang sedang
diperagakan
7. Setelah selesai dipentaskan,
masing-masing siswa diberikan kertas sebagai lembar kerja untuk membahas
8. Masing-masing kelompok menyampaikan
hasil kesimpulannya
9. Guru memberikan kesimpulan secara
umum
10. Evaluasi
11. Penutup
14.
Langkah Model Pembelajaran Group Investigation
Langkah-langkah :
1. Guru membagi kelas dalam beberapa
kelompok heterogen
2.
Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan
tugas kelompok
3.
Guru memanggil ketua-ketua untuk satu
materi tugas sehingga satu kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang
berbeda dari kelompok lain
4. Masing-masing kelompok membahas
materi yang sudah ada secara kooperatif berisi penemuan
5. Setelah selesai diskusi, lewat juru
bicara, ketua menyampaikan hasil pembahasan kelompok
6.
Guru memberikan penjelasan singkat
sekaligus memberi kesimpulan
7. Evaluasi
8. Penutup
15. Langkah Model Pembelajaran Cooperative
Integrated Reading
and Composition (CIRC)
Langkah-langkah :
1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4
orang yang secara heterogen
2. Guru memberikan wacana/kliping sesuai
dengan topik pembelajaran
3. Siswa bekerja sama saling membacakan
dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan
ditulis pada lembar kertas
4. Mempresentasikan/membacakan hasil
kelompok
5. Guru membuat kesimpulan bersama
6. Penutup
Referensi:
• Depdiknas.
(2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka
• Ismail. (2003). Media Pembelajaran
(Model-model Pembelajaran), Modul Diklat Terintegrasi Berbasis Kompetensi
Guru Mata Pelajaran Matematika. Jakarta:
Direktorat PLP.
• Rahmadi Widdiharto. (2006). Model-model
Pembelajaran Matematika. Makalah diklat guru pengembang matematika SMP. Yogyakarta: PPPG Matematika.
• Slavin (1994). Cooperative Learning,
Theory, Research, and Practice (Second Edition).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar